Selamat pagi onliners !!
Bagi yang masih muda harus nge-poll semangatnya, yang sudah
merasa tidak muda lagi.... ya juga harus tetep semangat, hehehe.. :)
Pasti semua orang punya impian
dalam hidupnya, entah itu impian dalam hal pekerjaan, kehidupan, maupun
pencapaian lainnya. Namun ada yang sudah berhasil mendapatkan impian saat masih
muda, saat sudah mulai berumur, atau malah tidak tercapai impiannya. Semua
orang berhak untuk bermimpi setinggi-tingginya, tapi apa yang membedakan antara
kategori-kategori tersebut? Nah mungkin salah satu sebabnya adalah yang akan
dibahas agak panjang dan agak lebar di bawah ini, hehehe...
Dimulai dari adanya impian maka
seseorang akan bergerak menuju impiannya tersebut. Satu poin sudah didapat jika
seseorang sudah memiliki impian. Namun barangkali tidak semua orang mempunyai
impian, atau lebih tepatnya tidak bisa mendeskripsikan impiannya. Beragam
alasan dikemukakan seperti, "takut impiannya ketinggian, ntar jatuhnya
sakit..", atau "gak mungkin lah bisa tercapai, kondisi saya masih
kayak gini..", dan yang lebih 'dalam' lagi, "mengalir aja dah, udah
takdir..". Waah kalau dari awal sudah begitu, ya tidak akan ada langkah
kedua, ketiga, dan seterusnya menuju impian, sudah menyerah di awal. Jadi
berani memiliki impian saja sudah poin plus bagi seseorang. Ingatlah salah satu kalimat yang diucapkan Walt Disney...
If you can dream it, you can do it...
Lalu impian seperti apakah yang
baik itu? Ya sebaiknya impian yang bisa memberikan manfaat minimal bagi diri
sendiri, jadi bukan hanya kepuasan sesaat saja. Misalnya saja kita ingin
menjadi dokter, ya silakan saja tidak ada yang melarang, namun ada baiknya
tambahkan juga dengan keinginan jika menjadi dokter maka saya bisa membantu
lebih banyak orang dan meringankan beban masyarakat miskin. Gantungkan impianmu
setinggi-tingginya, kan bermimpi juga gak bayar kan? Hehehe...
Kemudian langkah selanjutnya
sudah pasti bergerak, action. Tidak mungkin impian didapat tanpa adanya action
yang menuju kesana. Apa bedanya impian dengan khayalan? Ya itu tadi, ada
tidaknya action. Ada beberapa pendapat dari para pakar-pakar kesuksesan
mengenai action ini. Ada yang menganjurkan pokoknya action saja, pasti ada
jalan, dengan mengalami langsung akan menjadi pengalaman tersendiri. Namun ada
juga yang tidak asal action namun juga perlu pertimbangan matang, atau belajar
dari para pendahulu yang sudah pernah mengalami.
Beberapa pendapat tersebut tidak
ada yang salah, pasti semua sudah ada pertimbangan baik buruknya. Namun kalau
menurut saya, sebaiknya segala sesuatu yang dilakukan mesti punya ilmunya.
Semua action pasti ada hasil, tapi pasti beda pula hasilnya antara yang pake
ilmu sama yang tidak. Bahkan ada sebuah kalimat yang cukup pas untuk hal ini,
"segala sesuatu yang dikerjakan oleh bukan ahlinya, maka tunggulah
kehancurannya...". Ini berarti jika sesuatu dikerjakan oleh orang yang
yang tak berilmu, ya tunggu saja hasilnya seperti apa. Maka dari itu, belajar
itu mutlak harus dilakukan terus menerus, seperti pepatah bilang, "carilah
ilmu sampai ke negeri cina..", meskipun gak harus ke cina juga sih, ke
jepang, korea, india juga boleh.. (apa seeh, hehehe).
Belajar bisa dengan banyak cara,
bisa lewat buku, internet, atau dari orang-orang yang sudah berpengalaman. Satu
hal yang sedikit perlu dipahami adalah, terkadang untuk mendapatkan ilmu
diperlukan pengorbanan berupa harta, waktu ataupun tenaga yang tidak sedikit
jumlahnya, tapi percayalah bahwa ilmu yang didapat akan bermanfaat dan akan
membayar pengorbanan kita, intinya gak ada ruginya deh kalo masalah ilmu.
Satu hal lagi... (wah gak cuman
satu lagi ini, beberapa hal, hehe..) yang diperlukan adalah keberanian untuk
bertindak. Percuma bila semua perencanaan sudah disiapkan dengan matang, bahkan
terlalu matang, namun tak ada keberanian memulai. Atau mungkin terlalu banyak
pertimbangan akan resiko-resiko yang akan dihadapi seperti, "gimana kalau
nanti...", "jangan-jangan kalo begini...",
"bisa-bisa...", wah bisa-bisa gak jadi action deh. Yakinlah, bahwa
semua tindakan akan ada resikonya, namun kita bisa meminimalisir resiko ya
dengan banyak belajar dan persiapan itu tadi.
Jika semua alur di atas sudah
pada dijalankan, ada satu hal lagi... (okelaah.. -_-), yang tak kalah penting,
bahkan paling penting, yaitu do'a. Ketahuilah bahwa ada Dzat yang mengatur
segala kehidupan, dimana kita tak bisa lepas dari ketentuan-Nya. Do'a kita
adalah sebagai wujud dari penghambaan kita sebagai makhluk-Nya, yang tak punya
daya apapun tanpa seizin-Nya. Action boleh maksimal, tapi masalah hasil
serahkan semua pada-Nya, yang terpenting adalah kita sudah berusaha dengan
kemampuan terbaik. Bukankan dengan memaksimalkan segala potensi yang telah
diberikan Allah kepada kita juga merupakan sebuah wujud rasa syukur atas
pemberian-Nya? Dan terimalah apapun hasilnya, dan yakin itulah yang terbaik
untuk kita. Dialah sebaik-baik Perencana untuk hamba-hamba-Nya.
Semoga uraian di atas bisa
bermanfaat bagi saya sendiri maupun onliners sekalian. Bukan berarti saya sudah
melakukan semua yang dijelaskan itu... belum, saya juga masih dalam tahap
berusaha sebaik mungkin. Harapannya agar bisa memberikan "sedikit"
pencerahan dan kebermanfaatan bagi kita semua.
Aamiin... :)